Saturday, May 17, 2014

Lailatul Qadar menurut fahaman Syiah

Saya terpanggil untuk berkongsi perkara berikut setelah mendapati ada pihak yang cuba menunjukkan hebatnya puak Syiah beribadah pada malam lailatul qadr. Ia dikatakan sebagai temasya ibadah. Sekali imbas, dengan istilah-istilah bahasa manis sedemikian, memanglah kelihatan menarik. Apatah lagi bila ditunjukkan gambar seperti beberapa di sebelah kanan ini di mana mereka menadah tangan, sambil menangis dan meletakkan quran di atas kepala
 a.



Melihat pada gambar-gambar demikian, pasti ada hati yang terdetik berkata ‘betapa kuatnya iman mereka’ atau ‘kuatnya mereka beribadah’. Mungkin ada yang tidak peduli lagi tentang kesesatan mereka dan merasa perlunya meniru cara syiah ini. Namun, tahukah anda apa yang sedang mereka tangiskan dan kenangkan?

Malam Lailatul Qadr adalah malam yang sangat mulia yang terdapat dalam bulan Ramadhan, dianjurkan pada malam itu beribadah dengan maksimal karena pahalanya sama dengan beribadah seribu bulan atau 83 tahun kurang lebih sesuai yang terdapat dalam surat Al-Qadr, namun Syiah meyakini Lailatul Qadr berbeda dengan pehaman kaum Muslimin yang sesuai dengan Al-Qur’an dan sunnah Nabi Muhammad Shallallahu ‘alaihi wasallam.

Menurut Syiah untuk mendapatkan Lailatul Qadr cukup dengan mengenal Fathimah radhiyallahu ‘anha dengan benar-benar mengenalnya, sebagaimana yang terdapat dalam kitab Ulama Syiah di bawah ini:





Beginilah aqidah rusak pada suatu ajaran, adanya sikap berlebih-lebih dan (ghuluw) terhadap orang yang dicintainya. kenapa bukan dengan mengenal Rasulullah saja yang dijadikan syarat untuk mendapatkan Lailatul Qadr?, padahal sudah jelas kalau Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam lebih mulia dari anaknya Fathimah radhiyallahu ‘anha. Walaupun kita tahu ini juga tidak boleh, karena Rasulullah shallallahu ‘alaihi wasallam melarang ummatnya bersifat ghuluw terhadapnya.

Sedangkan gambar di bawah ini adalah bentuk ritual Syiah pada malam yang diyakini oleh mereka sebagai malam Lailatul Qadr, mereka menaruh Al-Qur’an di atas kepala-kepala mereka. Apakah ini bentuk penghormatan kepada Al-Qur’an?, menurut kami ini justru melecehkan Al-Qur’an, Al-Qur’an jika ingin dimuliakan haruslah dibaca, dikaji dan diikuti petunjuknya;

Popular Posts